Atasi Perasaan Mindermu dengan Baca Buku "Seni Mengelola Rasa Minder dengan Trigger"
Minder atau rendah diri adalah perasaan negatif yang sering muncul saat kita merasa kurang atas apa yang sudah dimiliki. Biasanya hal ini muncul karena adanya pembanding (orang lain). Jannati pernah merasakan seperti ini juga, tidak? Minder karena kemampuan, keuangan, pencapaian, atau body goals? Lalu, apa yang Jannati lakukan? Berusaha percaya diri atau malah menghindari kerumunan? Apapun yang terjadi tetap pilih yang pertama ya.
Nah, kebetulan nih! Tanggal 18 September 2020 kemarin, WhatsApp grup TJI Community mengadakan book review : Seni Mengelola Rasa Minder dengan Trigger, karya Kak Inten Tamimi. Penulis yang merupakan sarjana Ekonomi Universitas Jember ini, ternyata telah memiliki satu buku solo kumpulan puisi, dan lima antologi. Buku Seni Mengelola Rasa Minder dengan Trigger ini merupakan buku non fiksi solo pertama yang ditulisnya.
Penulis yang lahir di Pasuruan tahun 1998 ini mengaku bahwa usahanya menulis buku nonfiksi ini adalah untuk membagi rasa minder yang pernah dialaminya. Terselip juga pengalamannya seputar rasa minder ini. Kak Inten berharap dengan begitu para pembacanya juga mampu bercerita perihal rasa mindernya. Lalu perlahan namun pasti, rasa negatif ini bisa berkurang dan hilang.
Perasaan minder yang terus menerus dirasakan pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan. Potensi-potensi yang dimiliki bukan tidak mungkin akan tenggelam karena memang tidak pernah diasah dan diperlihatkan. Karena itu, upaya mengatasi rasa minder ini perlu dipelajari dan dikerjakan agar tidak berlarut-larut. Salah satunya dengan membaca bukunya Kak Inten ini.
Buku Seni Mengelola Rasa Minder dengan Trigger ini terbit setelah Kak Inten mengikuti kelas Nulis Aja Community (NAC) yang pada waktu itu memang sedang open recruitment. Baginya, ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Setelah mengikuti kelas menulis buku dari mentor, maka diberikanlah tugas menulis buku ini. Kak Inten memilih menulis nonfiksi untuk menantang kemampuannya di bidang ini. Alhamdulillah berhasil.
BACA JUGA : Keterampilan Berbicara Itu Perlu
Tenggat waktu yang diberikan mentor NAC adalah selama tiga bulan, yakni mulai bulan Maret hingga Mei. Hal ini sempat membuat Kak Inten mengalami mental block, tetapi tidak menyurutkan tekad Kak Inten untuk merampungkan tulisan. Kak Inten terus melakukan riset dengan membaca buku-buku terkait serta mewawancara orang-orang di sekitarnya yang memiliki permasalahan dengan keminderan. Bahkan Kak Inten juga sempat mengganti banyak outline hingga terlihatlah isi buku seperti yang sekarang terbit ini.
Mengapa Kak Inten memilih judul Seni Mengelola Rasa Minder dengan Trigger? Karena buku ini berisi tentang cara mengelola rasa minder yang kerap dialami oleh banyak orang. Nah, proses pengarahan menjadi lebih baik itu membutuhkan seni. Sedangkan trigger adalah pemicu agar seni pengelolaan rasa minder ini bisa berjalan dengan lebih cepat.
Setiap orang tentu memiliki trigger yang berbeda-beda. Karena latar belakang serta cara pemikiran yang berbeda akan berpengaruh terhadap keputusan yang diambil seseorang. Jika Jannati masih belum menemukan trigger-nya, jangan panik! Karena di buku Kak Inten ini juga diberikan beberapa contoh dari trigger tersebut. Bisa jadi salah satunya sesuai dengan para Jannati atau bisa jadi salah satunya menjadi pengingat tentang trigger Jannati pribadi.
Buku ini berisi lima bagian yaitu :
Reminder about Me, berisi tentang mengapa rasa minder itu muncul?
Serba Serbi Curhatan Minder, berisi tentang kisah atau cerita pribadi penulis terkait rasa minder.
Kelola Rasa Minder, berisi tentang cara mengelola rasa minder
Ini triggerku, kalau kamu apa triggermu? Berisi tentang trigger sebagai pemicu untuk dapat membantu mengelola rasa minder.
Manfaat Mengelola Rasa Minder, berisi tentang manfaat setelah kita bisa mengelola rasa minder
Semua tentang rasa minder dibahas di buku ini. Bagi Jannati yang merasa memiliki permasalahan yang sama, maka tidak ada salahnya untuk mencoba membacanya. Karena buku ini cocok untuk dibaca dan diterapkan oleh semua umur.
“Setiap orang memiliki rasa mindernya, kembali lagi ke diri masing-masing ingin terus merasa minder atau mencari celah untuk menggali potensi diri. Kehebatan orang berbeda-beda, maka cintai diri kita dari sekarang.” Kata Kak Inten menutup sesi sharingnya.
Kontributor : Alan Zakiya Permana Wati
Alumni kelas Online Writing Class #2 dan kelas Menulis Caption Instagram dengan Gaya Story Telling #4
0 komentar :
Posting Komentar